Senin, 30 Desember 2013

senyum dalam berkomunikasi

Dalam kehidupan bermasayarakat komunikasi sangat berpengaruh disaat kita berinteraksi dengan sesama manusia, komuniasi selalu membawa dampak, baik bagi komunikator maupun komunikan dan dampak tersebut berupa dampak positif atau dampak negatif, kefahaman, pengertian juga keterbukaan selalu yang diharapkan disaat kita berinteraksi dengan sesama, namun pada umumnya saat berrkomunikasai tidak difikir dahulu terhadap dampak apa yang akan ditimbulkan dari kata-kata yang kita ucapkan perlu diketahui dalam berkomunikasi usahakan sopan, hargai apa yang mereka ucapkan,dan hal yang paling penting tersenyumlah disaat berkomunikasi. Dengan tersemum secara psikologis orang yang melihat orang tersenyum dapat membawanya kedampak positif, sehingga keterbukaan, kepahaman akan semakin cepat terwujudkan disaat berkimunikasi.

ciri umum pada pola komunikasi dengan menggunakan isyarat

ciri umum  pada pola komunikasi  dengan menggunakan  isyarat
1.      Selalu berhadapan dan dalam   jarak  tertentu
2.      Masih bisa berkomunikasi  dalam jarak 50 meter  atau lebih
3.      Selalu didahului oleh kontak mata
4.      Dilakukan dalam ruangan yang  memiliki cukup cahaya
5.      Ditunjang oleh mimic muka  sebagai pelengkap
6.      Gerakan  isyarat yang cepat
7.      Overlap percakapan
8.      Banyak  menggunakan istilah yang dibuat dari kesepakatan bersama oleh kelompok
9.      Menggunakan pola kalimat yang rancau
10.  Menggunakan kalimat  sederhana, yang ciri-cirinya  sebgaai berikut :
a.       Terdiri  dari dua  sampai empat kata
b.      Terutama  terdiri  dari kata benda
c.       Jarang terdapat  kata depan, kata kerja, kata  penghubung, keterangan  tempat, keterangan waktu , dsb.
d.      Jarang  menggunakan  awalan dan akhiran.
e.       Banyak  ditunjang oleh gerakan pantonim, sebagai pelengkap.
11.   Didukung  juga  gerakan mulut, dan ujaran yang bisa  dihasilkan.
12.  Memerlukan  konsentrasi dan perhatian penuh  pada lawan bicara  ketika berkomunikasi. Tidak  seperti bahasa lisan, yang bisa  dilakukan sambil mengerjakan pekerjaan lain.
13.  Tidak melakukan gerakan lain, selain gerakan isyarat dan mimik muka.
14.  Tidak mengenal bahasa isyarat daerah, misalnya  bahasa isyarat sunnda, dsb.
15.  Selalu  berubah  sesuai dengan perkembangan jaman.

(Engkus Kuswarno, Etnografi Komunikasi, padjajaran : Widya padjajaran, 2011 hal 140 )

Minggu, 29 Desember 2013

Komunikasi



Komunikasi Nonverbal
                    Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh , sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi nonverbal suatu ketika  bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi nonverbal itu sangat terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas. Mark L. Knapp menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yaitu :
A.       Repetisi
Mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan kepala berkali – kali.


B.     Subtitusi
Menggantikan lambang – lambang verbal. Misalnya, tanpa sepatah kata apapun anda berkata, anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk – angguk.
C.     Kontradiksi
Menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, anda memuji prestasi kawan anda dengan mencibirkan bibir anda, “ Hebat, anda memang hebat. “
D.    Komplemen
Melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata – kata.
E.     Aksentuasi
Menegaskan pesan verbal, atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jeleknya anda dengan memukul mimbar.
      Komunikasi nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan suatu pesan pada anak. Sering tanpa berkata sepatah kata pun, orang tua menggerakkan hati anak untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan orang tua dalam mengerjakan ssesuatu dan karena anak sering melihatnya, anak pun ikut mengerjakan apa yang pernah dilihat dan didengarkan dari orang tuanya. Dalam menjelaskan perkataan dengan isyarat misalnya, karena anak sering melihat bagaimana cara orang tua menggunakan isyarat membuatnya faham dengan pesan yang disampaikan orang tua padanya, anak pun meniru gerakan orang tua dalam berkomunikasi pada orang lain dengan menggunakan bahasa isyarat. Terlepas benar atau salah gerakan yang dilakukan oleh anak, yang jelas pesan – pesan nonverbal telah direspon oleh anak. Pesan nonverbal juga dapat menjelaskan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam hati, tanpa didahului dengan kata – kata sebagai pendukungnya, tepuk tangan, pelukan, usapan tangan, duduk, dan berdiri tegak mampu mengekspresikan gagasan,keinginan atau maksud. Tepukan tangan seorang guru boleh jadi sebagai ekspresi kegembiraan guru atas keberhasilan belajar anak didiknya disekolah. Sebaliknya, perasaan sedih, kecewa, atau marah, sering membuat seseorang lebih banyak diam dari pada berbicara. Sikap dan perilaku yang lebih banyak bicara. Oleh karena itu, perasaan atau emosional lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal dari pada pesan verbal. (Syaiful Bahri Djamarah, 2004 : 25 ).

2.1.4.1 Bentuk Komunikasi Nonverbal
            Komunikasi nonverbal dapat berbentuk bahasa tubuh, tanda (  sign ), tindakan atau perbuatan (action) atau objek ( object ).
·         Bahasa tubuh
Berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tubuh, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
·         Tanda
Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata – kata, misalnya : bendera, rambbu-rambu lalu lintas darat, laut, dan udara juga aba-aba dalam olah raga.
·         Tindakan atau perbuatan
      Tindakan atau perbuatan sebetulnya  tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya : menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri.
·         Objek
Sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah. Komuniksi nonverbal juga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.       Melengkapi  komunikasi verbal. Misalnya : sahabat kita datang, lalu kita berkata “ selamat datang” sambil tersenyum lalu menepuk punggungnya.
2.       Menekankan komunikasi verbal. Misalnya : dalam perundingan kita tidak setuju terhadap usul akhir rekan berunding kita dan berkata “saya tidak setuju” sambil menggebrak meja.
3.       Membesar – besarkan komunikasi verbal. Misalnya : sehabis nonton pameran kapal terbang, kita bercerita kapal besarnya super besar ukurannya dan supersonik kecepatan terbangnya, kita berkata “kapal terbang itu buesaaaar sekali”, sambil melebar – lebarkan tangan kita lalu menekik – nekik keatas telapak tangan kita.
4.       Melawan komunikasi verbal. Misalnya : teman kita marah, lalu kita berkata “kamu marah ya?”, dan teman kita menjawab “saya tidak marah”, tetapi wajah dan telinganya merah membara.
5.       Meniadakan komunikasi verbal. Misalnya : kita dipaksa member uang, kita mengeluarkan uang dari saku sambil berkata “Ini uangnya!” sambil memasukkan uang kembali ke dalam saku.     (Agus, 2007 : 27 ).



2.1.4.2. Tipe Komunikasi Nonverbal
                  Berbagai gerakan tubuh manusia yang berbeda – beda dapat dibuat sebagai signal dalam komunikasi nonverbal, tetapi dalam bagian ini hanya dipilih beberapa gerakan dasar yang banyak digunakan orang. Diantaranya adalah yang berhubungan dengan suara manusia atau vokalik,  gerakan badan seperti kepala, mata, bahu, tangan, kaki, sentuhan, sikap badan, penggunaan ruang, atau jarak dan penggunaan waktu, serta metafora.
1.      Vokalik
            Yang dimaksud  dengan vokalik adalah tingkah laku nonverbal yang berupa suara, tetapi tidak berupa kata – kata. Atau dapat juga dikatakan tanda – tanda yang diciptakan dalam proses pengucapan pesan, selain dari kata – kata itu sendiri. Termasuk kedalam vokalik ini hal – hal sebagai berikut:
a.       Kualitas suara, yang berkenaan dengan  pengontrolan vokal, naik turun suara, pengontrolan nada suara, pengucapan kata dengan jelas, gema suara, dan kecepatan berbicara.
b.      Karakteristik vokal, seperti tertawa, menagis, berbisik, keluh kesah, menguap.
c.       Pemberi sifat vokal, intensitas, tinggi suara, dan luas suara.
d.      Pemisahan vokal, seperti, um, uh-uh dan perbedaan diam dan gangguan suara. Tidak seperti halnya bahasa, vokal memberikan informasi tentang informasi, atau dinamakan meta komunikasi. Satu tanda, satu nada, satu suara keras, penarikan nafas, atau suara rungutan, mungkin memberikan suatu isyarat penting dalam membantu individu memutuskan bagaimana menginterprestasikan isi pesan verbal.
2.      Bahasa Badan
            Yang termasuk kategori bahasa tubuh ini adalah ekspresi muka, pandangan mata, gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki, sentuhan dan sikap badan.
a.       Ekspresi Muka
Ekspresi muka dapat merupakan Informasi yang menggambarkan keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak, sedih, gembira dan minat.
b.      Pandangan Mata
Barangkali elemen muka yang memberikan pengaruh yang kuat dalam berkomunikasi mata. Dari pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang apakah dia siap untuk berinteraksi apakah berminat atau memperhatikan pesan yang disampaikan atau tidak. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menggunakan pandangan mata. Misalnya pada masa anak – anak sering kali kita mandengar bahwa tidaklah sopan menatap mata seseorang. Sekarang pun pada masa dengan dewasa kita sering diingatkan dalam hal ini. Sesungguhnya  aturan yang digunakan orang dewasa adalah tidak sopan menatap orang  yang belum dikenal. Misalnya diantara teman dekat tatapan mata tidak hanya diterima, tetapi malah diharap. Bila bercakap – cakap dengan teman, saling menatap satu sama lain pada taraft tertentu adalah penting. Dalam keadaan ini pandangan mata akan membantu menangkap ide yang dibicarakan dan juga akan memperlihatkan minat dan perhatian.
c.       Gestur atau Gerakan Isyarat
Gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan dan kaki yang dimaksudkan menyampaikan pesan tertentu. Gerakan isyarat mempunyai peranan penting dalam komunikasi karena dapat merupakan peran pengganti, dan pelengkap bahasa verbal. Diantara bermacam – macam  tipe  dari gerakan isyarat tersebut  adalah sebagai berikut :
1.      Tanda yang mengarahkan.
Salah satu tipe dari gerakan isyarat adalah menggunakan tanda – tanda yang menggarisbawahi atau  menekankan pada poin tertentudari pesan verbal. Misalnya dari gerakan ini adalah gerakan kepalan tangan atau tinju, gerakan telunjuk jari dan tangan.
2.      Tanda – tanda ya atau tidak.
 Bentuk lain dari gerakan isyarat adalah kategori tanda- tanda yang mengatakan ya atau tidak. Biasanya gerakan kepala digunakan untuk tanda ini dan mungkin ini telah umum bagi beberapa kebudayaan. Seperti gerakan kepala ke bawah dan ke atas untuk menyatakan ya atau menggeleng tanda  tidak.
3.      Tanda salam pertemuan.
Salam adalah sebagai bentuk gerakan isyarat yang lain. Bentuk yang paling dikenal sebagai sambutan atau salam adalah berjabat tangan, berpelukan sebagai tanda senang akan kedatangan seseorang.
4.      Tanda ikatan.
Gerakan isyarat juga dapat menunjukkan ikatan atau hubungan satu sama lain. Misalnya orang yang bergandengan, berpegangan tangan, minum dari gelas yang satu, duduk dan berjalan dekat-dekatan secara fisik dan selalu berbagi objek apa saja, ini menunjukkan kepada  orang lain mereka mempunyai ikatan tertentu.
5.      Tanda isolasi.
Tanda isyarat ini seperti  menyilangkan tangan dan kaki, melalui mana kita menyembunyikan atau menahan  bagian badan dari pandangan. Tanda ini dinamakan tanda isolasi. Isyarat isolasi mungkin merupakan pesan yang disengaja, walau seringkali tidak bertujuan. Isyarat lain adalah menopang dagu, menopang pipi, menyentuh mulut dan gerakan ini sebagai pertanda  tidak aman atau merasa cemas, meskipun orang tidak menyadari perasaan itu.


d.      Sentuhan
Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat primitif adalah sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek kritis dalam berkomunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi, sokongan emosional dan bahkan lebih mempunyai kekuasaan dari pada kata – kata.
e.       Sikap Tubuh.
Sikap tubuh juga merupakan satu tanda  nonverbal dalam komunikasi. Perhatikan orang yang dekat dengan kita bagaimana posisi dia bediri atau duduk dalam berbicara. Hasil penelitian Knap ( 1978 ) menunjukkan bahwa sikap tubuh memberikan informasi tentang sikap, status, emosi, dan kehangatan. Tetapi orang akan kurang rileks bila berhadap  dengan orang yang  mempunyai status yang lebih tinggi, atau dengan laki-laki yang tidak disukainya. Hasil penelitian Ramland ( 1981 ) menunjukkan bahwa bila atasan dan bawahan berkomunikasi tatap muka, hakikat hubungan yang tidak sama  akan kelihatan dari tanda – tanda nonverbal yang mereka perlihatkan dalam cara berkomunikasi.
3.      Penggunaan  Ruang atau Jarak
Penggunaan  ruangan atau jarak memainkan peranan dalam komunikasi manusia. Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman kita tentang cara penggunaan ruangan  dalam komunikasi tatap muka. Edward Hall mengatakan bahwa kita  memilih jarak tertentu tergantung kepada  bagaimana perasaan kita  terhadap orang lain dalam konteks pembicaraan dan tujuan pribadi kita.
4.      Penggunaan Waktu
Ada peribahasa yang mengatakan waktu adalah uang. Janganlah ditunda  sampai hari esok apa yang dapat dikerjakan sekarang, makin cepat makin baik. Falsafah waktu  adalah uang terlihat dalam aktivitas sehari – hari kehidupan orang – orang barat. Remland  ( 1981 ) telah menemukan bahwa orang yang mempunyai status yang lebih tinggi bertindak mengontrol waktu yang lainnya dengan berbagai cara. Atasan seringkali mengirim pesan bahwa waktunya  adalah lebih penting dari waktu bawahannya. ( Arni, 2002 : 138 ).

KOMUNIKASI NONVERBAL


Komunikasi Nonverbal
                    Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh , sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi nonverbal suatu ketika  bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi nonverbal itu sangat terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas. Mark L. Knapp menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yaitu :
A.       Repetisi
Mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan kepala berkali – kali.


B.     Subtitusi
Menggantikan lambang – lambang verbal. Misalnya, tanpa sepatah kata apapun anda berkata, anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk – angguk.
C.     Kontradiksi
Menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, anda memuji prestasi kawan anda dengan mencibirkan bibir anda, “ Hebat, anda memang hebat. “
D.    Komplemen
Melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata – kata.
E.     Aksentuasi
Menegaskan pesan verbal, atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jeleknya anda dengan memukul mimbar.
      Komunikasi nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan suatu pesan pada anak. Sering tanpa berkata sepatah kata pun, orang tua menggerakkan hati anak untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan orang tua dalam mengerjakan ssesuatu dan karena anak sering melihatnya, anak pun ikut mengerjakan apa yang pernah dilihat dan didengarkan dari orang tuanya. Dalam menjelaskan perkataan dengan isyarat misalnya, karena anak sering melihat bagaimana cara orang tua menggunakan isyarat membuatnya faham dengan pesan yang disampaikan orang tua padanya, anak pun meniru gerakan orang tua dalam berkomunikasi pada orang lain dengan menggunakan bahasa isyarat. Terlepas benar atau salah gerakan yang dilakukan oleh anak, yang jelas pesan – pesan nonverbal telah direspon oleh anak. Pesan nonverbal juga dapat menjelaskan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam hati, tanpa didahului dengan kata – kata sebagai pendukungnya, tepuk tangan, pelukan, usapan tangan, duduk, dan berdiri tegak mampu mengekspresikan gagasan,keinginan atau maksud. Tepukan tangan seorang guru boleh jadi sebagai ekspresi kegembiraan guru atas keberhasilan belajar anak didiknya disekolah. Sebaliknya, perasaan sedih, kecewa, atau marah, sering membuat seseorang lebih banyak diam dari pada berbicara. Sikap dan perilaku yang lebih banyak bicara. Oleh karena itu, perasaan atau emosional lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal dari pada pesan verbal. (Syaiful Bahri Djamarah, 2004 : 25 ).

2.1.4.1 Bentuk Komunikasi Nonverbal
            Komunikasi nonverbal dapat berbentuk bahasa tubuh, tanda (  sign ), tindakan atau perbuatan (action) atau objek ( object ).
·         Bahasa tubuh
Berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tubuh, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
·         Tanda
Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata – kata, misalnya : bendera, rambbu-rambu lalu lintas darat, laut, dan udara juga aba-aba dalam olah raga.
·         Tindakan atau perbuatan
      Tindakan atau perbuatan sebetulnya  tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya : menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri.
·         Objek
Sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah. Komuniksi nonverbal juga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.       Melengkapi  komunikasi verbal. Misalnya : sahabat kita datang, lalu kita berkata “ selamat datang” sambil tersenyum lalu menepuk punggungnya.
2.       Menekankan komunikasi verbal. Misalnya : dalam perundingan kita tidak setuju terhadap usul akhir rekan berunding kita dan berkata “saya tidak setuju” sambil menggebrak meja.
3.       Membesar – besarkan komunikasi verbal. Misalnya : sehabis nonton pameran kapal terbang, kita bercerita kapal besarnya super besar ukurannya dan supersonik kecepatan terbangnya, kita berkata “kapal terbang itu buesaaaar sekali”, sambil melebar – lebarkan tangan kita lalu menekik – nekik keatas telapak tangan kita.
4.       Melawan komunikasi verbal. Misalnya : teman kita marah, lalu kita berkata “kamu marah ya?”, dan teman kita menjawab “saya tidak marah”, tetapi wajah dan telinganya merah membara.
5.       Meniadakan komunikasi verbal. Misalnya : kita dipaksa member uang, kita mengeluarkan uang dari saku sambil berkata “Ini uangnya!” sambil memasukkan uang kembali ke dalam saku.     (Agus, 2007 : 27 ).