Proses
komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
a). Proses Komunikasi Primer
Proses komunikasi primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang ( symbol ) sebagai media. Lambangsebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, gambar, warna, dan
lain sebagainya yang secara
langsung mampu “ menerjemahkan “ pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahwa bahasa yang paling
banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “ menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain.
Apakah itu berbentuk idea, informasi
atau opini, baik mengenai hal yang konkret
maupun yang abstrak, bukan saja
tentang hal atau peristiwa yang terjadi
pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang. ( Onong, 2004 : 11
).
Seperti
telah disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna
dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan perkataan lain, komunikasi
adalah proses membuat sebuah pesan setala ( encoder ) bagi komunikator dan
komunikan.
Pertama – tama komunikator
menyandi ( encode ) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini
berarti ia mengformulasikan dan atau perasaannya kedalam lambang ( bahasa ) yang diperkirakan
akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi gilliran komunikan untuk mengawa-sandi ( decode ) pesan dari
komunikator itu. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung fikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam
konteks pengertiannya. Dalam proses itu komunikator berfungsi sebagai penyandi ( encoder ) dan komunikan berfungsi
sebagai pengawa-sandi ( decoder ) yang
penting dalam proses penyandian ( coding ) itu ialah bahwa komunikator
dapat menyandi dan komunikan dapat mengawa-sandi hanya ke dalam kata bermakna yang pernah diketahui dalam pengalamannya masing – masing. Wilbur Schramm, seorang ahli
komunikasi kenamaan, dan dalam karyanya, “ communication Research in the
United States “, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan
yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan ( frame of reference ), yakni paduan pengalaman dan pengertian ( collection of experiences and
meanings ) yang pernah diperolah komunikan.
b). proses
komunikasi secara sekunder.
Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada
orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua yang melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di
tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Proses komunikasi secara
sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa ( massmedia ) dan media nirmassa atau
media nonmassa ( non-massa media ). Media massa misalnya surat kabar, radio
siaran, televisi siaran, dan film yang
diputar di gedung bioskop memiliki ciri tertentu, antara lain ciri massif (
massive ) atau massal ( massaal ), yakni tertuju kepada sejumlah
orang yang relatif amat banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa,
misalnya, surat, telepon, telegram, poster, spanduk, papan pengumuman, buletin,
folder, majalah organisasi, radio
amatir, atau radio CB ( citizien band
), televisi siaran sekitar ( closed circuit
television ), dan film documenter, tertuju kepada salah satu orang
atau sejumlah orang yang relatif sedikit. Dalam hhubungan ini, untuk memperoleh
kejelasan, ada baiknya kalau kita kaji model proses komunikasi yang ditampilkan
oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan
paradigma Harold Lasswell yang telah dibahas di awal tadi :
Penegasan
tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut :
·
Sender : Komunikator
yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang.
·
Encoding : Penyandian,
yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.
·
Message : Pesan yang
merupakan seperangkat lambang bermakna
yang disampaikan oleh komunikator.
·
Media : Saluran
komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
·
Decoding : Pengawasandian
yaitu proses dimana komunikan
menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
·
Receiver : Komunikan
yang menerima pesan dari komunikator.
·
Response : Tanggapan,
seperangkat reaksi pada komunikan setelah
diterima pesan.
·
Feedback : Umpan
balik, yakni tanggapan komunikan
apabila tersampaikan kepada
komunikator.
·
Noise : Gangguan
tak terencana yang terjadi pada proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan
oleh komunikator kepadanya. ( Ibid :
18 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar