Minggu, 29 Desember 2013

KOMUNIKASI NONVERBAL


Komunikasi Nonverbal
                    Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh , sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi nonverbal suatu ketika  bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi nonverbal itu sangat terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas. Mark L. Knapp menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yaitu :
A.       Repetisi
Mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan kepala berkali – kali.


B.     Subtitusi
Menggantikan lambang – lambang verbal. Misalnya, tanpa sepatah kata apapun anda berkata, anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk – angguk.
C.     Kontradiksi
Menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, anda memuji prestasi kawan anda dengan mencibirkan bibir anda, “ Hebat, anda memang hebat. “
D.    Komplemen
Melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata – kata.
E.     Aksentuasi
Menegaskan pesan verbal, atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jeleknya anda dengan memukul mimbar.
      Komunikasi nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan suatu pesan pada anak. Sering tanpa berkata sepatah kata pun, orang tua menggerakkan hati anak untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan orang tua dalam mengerjakan ssesuatu dan karena anak sering melihatnya, anak pun ikut mengerjakan apa yang pernah dilihat dan didengarkan dari orang tuanya. Dalam menjelaskan perkataan dengan isyarat misalnya, karena anak sering melihat bagaimana cara orang tua menggunakan isyarat membuatnya faham dengan pesan yang disampaikan orang tua padanya, anak pun meniru gerakan orang tua dalam berkomunikasi pada orang lain dengan menggunakan bahasa isyarat. Terlepas benar atau salah gerakan yang dilakukan oleh anak, yang jelas pesan – pesan nonverbal telah direspon oleh anak. Pesan nonverbal juga dapat menjelaskan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam hati, tanpa didahului dengan kata – kata sebagai pendukungnya, tepuk tangan, pelukan, usapan tangan, duduk, dan berdiri tegak mampu mengekspresikan gagasan,keinginan atau maksud. Tepukan tangan seorang guru boleh jadi sebagai ekspresi kegembiraan guru atas keberhasilan belajar anak didiknya disekolah. Sebaliknya, perasaan sedih, kecewa, atau marah, sering membuat seseorang lebih banyak diam dari pada berbicara. Sikap dan perilaku yang lebih banyak bicara. Oleh karena itu, perasaan atau emosional lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal dari pada pesan verbal. (Syaiful Bahri Djamarah, 2004 : 25 ).

2.1.4.1 Bentuk Komunikasi Nonverbal
            Komunikasi nonverbal dapat berbentuk bahasa tubuh, tanda (  sign ), tindakan atau perbuatan (action) atau objek ( object ).
·         Bahasa tubuh
Berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tubuh, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
·         Tanda
Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata – kata, misalnya : bendera, rambbu-rambu lalu lintas darat, laut, dan udara juga aba-aba dalam olah raga.
·         Tindakan atau perbuatan
      Tindakan atau perbuatan sebetulnya  tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya : menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri.
·         Objek
Sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah. Komuniksi nonverbal juga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.       Melengkapi  komunikasi verbal. Misalnya : sahabat kita datang, lalu kita berkata “ selamat datang” sambil tersenyum lalu menepuk punggungnya.
2.       Menekankan komunikasi verbal. Misalnya : dalam perundingan kita tidak setuju terhadap usul akhir rekan berunding kita dan berkata “saya tidak setuju” sambil menggebrak meja.
3.       Membesar – besarkan komunikasi verbal. Misalnya : sehabis nonton pameran kapal terbang, kita bercerita kapal besarnya super besar ukurannya dan supersonik kecepatan terbangnya, kita berkata “kapal terbang itu buesaaaar sekali”, sambil melebar – lebarkan tangan kita lalu menekik – nekik keatas telapak tangan kita.
4.       Melawan komunikasi verbal. Misalnya : teman kita marah, lalu kita berkata “kamu marah ya?”, dan teman kita menjawab “saya tidak marah”, tetapi wajah dan telinganya merah membara.
5.       Meniadakan komunikasi verbal. Misalnya : kita dipaksa member uang, kita mengeluarkan uang dari saku sambil berkata “Ini uangnya!” sambil memasukkan uang kembali ke dalam saku.     (Agus, 2007 : 27 ).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar