Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran
pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, seperti komunikasi yang menggunakan
gerakan tubuh , sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi
muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi nonverbal suatu ketika bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi
verbal. Fungsi komunikasi nonverbal itu sangat terasa jika, komunikasi yang
dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas. Mark L.
Knapp menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yaitu :
A.
Repetisi
Mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara
verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan
kepala berkali – kali.
B. Subtitusi
Menggantikan lambang – lambang
verbal. Misalnya, tanpa sepatah kata apapun anda berkata, anda dapat
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk – angguk.
C. Kontradiksi
Menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya, anda memuji prestasi kawan anda dengan
mencibirkan bibir anda, “ Hebat, anda memang hebat. “
D. Komplemen
Melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap
dengan kata – kata.
E. Aksentuasi
Menegaskan pesan verbal, atau menggarisbawahinya.
Misalnya, anda mengungkapkan betapa jeleknya anda dengan memukul mimbar.
Komunikasi
nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan suatu pesan pada
anak. Sering tanpa berkata sepatah kata pun, orang tua menggerakkan hati anak
untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan orang tua dalam mengerjakan ssesuatu dan karena
anak sering melihatnya, anak pun ikut mengerjakan apa yang pernah dilihat dan
didengarkan dari orang tuanya. Dalam menjelaskan perkataan dengan isyarat
misalnya, karena anak sering melihat bagaimana cara orang tua menggunakan
isyarat membuatnya faham dengan pesan yang disampaikan orang tua padanya, anak
pun meniru gerakan orang tua dalam berkomunikasi pada orang lain dengan
menggunakan bahasa isyarat. Terlepas benar atau salah gerakan yang dilakukan
oleh anak, yang jelas pesan – pesan nonverbal telah direspon oleh anak. Pesan
nonverbal juga dapat menjelaskan gagasan, keinginan, atau maksud yang
terkandung dalam hati, tanpa didahului dengan kata – kata sebagai pendukungnya,
tepuk tangan, pelukan, usapan tangan, duduk, dan berdiri tegak mampu
mengekspresikan gagasan,keinginan atau maksud. Tepukan tangan seorang guru
boleh jadi sebagai ekspresi kegembiraan guru atas keberhasilan belajar anak
didiknya disekolah. Sebaliknya, perasaan sedih, kecewa, atau marah, sering
membuat seseorang lebih banyak diam dari pada berbicara. Sikap dan perilaku
yang lebih banyak bicara. Oleh karena itu, perasaan atau emosional lebih cermat
disampaikan lewat pesan nonverbal dari pada pesan verbal. (Syaiful
Bahri Djamarah, 2004 : 25 ).
2.1.4.1 Bentuk
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi
nonverbal dapat berbentuk bahasa tubuh, tanda ( sign ), tindakan atau perbuatan (action)
atau objek ( object ).
·
Bahasa
tubuh
Berupa raut wajah,
gerak kepala, gerak tubuh, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan,
isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
·
Tanda
Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata –
kata, misalnya : bendera, rambbu-rambu lalu lintas darat, laut, dan udara juga
aba-aba dalam olah raga.
·
Tindakan
atau perbuatan
Tindakan atau perbuatan sebetulnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata,
tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya : menggebrak meja dalam pembicaraan,
menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil
kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri.
·
Objek
Sebagai bentuk
komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti
tertentu. Misalnya, pakaian, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan,
hadiah. Komuniksi nonverbal juga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Melengkapi
komunikasi verbal. Misalnya : sahabat kita datang, lalu kita berkata “
selamat datang” sambil tersenyum lalu menepuk punggungnya.
2. Menekankan komunikasi verbal. Misalnya : dalam
perundingan kita tidak setuju terhadap usul akhir rekan berunding kita dan
berkata “saya tidak setuju” sambil menggebrak meja.
3. Membesar – besarkan komunikasi verbal. Misalnya :
sehabis nonton pameran kapal terbang, kita bercerita kapal besarnya super besar
ukurannya dan supersonik kecepatan terbangnya, kita berkata “kapal terbang itu
buesaaaar sekali”, sambil melebar – lebarkan tangan kita lalu menekik – nekik
keatas telapak tangan kita.
4. Melawan komunikasi verbal. Misalnya : teman kita
marah, lalu kita berkata “kamu marah ya?”, dan teman kita menjawab “saya tidak
marah”, tetapi wajah dan telinganya merah membara.
5. Meniadakan komunikasi verbal. Misalnya : kita dipaksa
member uang, kita mengeluarkan uang dari saku sambil berkata “Ini uangnya!”
sambil memasukkan uang kembali ke dalam saku. (Agus, 2007 : 27 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar