Bahasa
Bahasa
sudah sejak lama menjadi perhatian para
ilmuan, tetapi saat ini, belum ada teori mengenai bahasa yang baku. Para ilmuan tidak mudah untuk
mencapai kesepakatan tunggal mengenai konsep – konsep dalam bahasa, dan mengapa
bahsa bisa begitu banyak macamnya
didunia? Sedemikian banyak dan lamanya penelitian mengenai bahasa, sehingga
dapat ditemui beragam definisi dari bahsa , bergantung kepada latar belakang
ilmuwan yang merumuskan.
Definisi bahasa yang digunakan oleh para ahli
antropologi adalah “ Sandi konseptual
sistem pengetahuan, yang
memberikan kesanggupan kepada penutur penuturnya guna
menghasilkan dan memahami ujaran. Sedangkan menurut ilmu linguistic, sebgai ibunya bahasa,
definisi bahsa adalah “ a system of communication by symbols, i.e., trough the
organs of speech and hearing, among human be ings of certain group or
community, using vocal symbols processing arbitrary conventional meanings.
Adapun
definisi bahasa, para ahli telah sepakat
mengenai suatu hal, bahwa bahsalah yang
membuat perbedaan antara manusia dengan binatang. Bahasa merupakan refleksi dari kemampuan tertinggi
akal bidi manusia yang tidak dimiliki binatang.
Ciri
pokok yang membedakan manusia dari spesies yang lebih rendah adalah kemampuan
untuk melakukan simbolisasi dan bicara. Hal ini sejalan dengan pemikiran
filsafat yang diwakilil oleh Susanne Langer, filosofis ini mengatakan bahwa
setiap makhluk hidup didomunasi oleh instink. Pada manusia, instink ini
dilengkapi dengan instink untuk memiliki konsep dan symbol terutama bahasa.
Littlejohn
menyebutkan bahwa pada hakikatnya bahsa merupakan symbol yang kompleks.
Disebut sebagai symbol yang kompleks
karena terbentuk dari proses
pengkombinasian dan
pengorganisasian symbol- symbol, hingga memiliki arti khusus yang
berbeda jika symbol berdiri sendiri .
Bahasa menghubungkan symbol-simbol ke dalam proporsi, jadi merupakan refleksi .
Sehingga melalui bahasalah, manusia memahami realitas, berkomunikasi , berpikir
dan merasakan.
Tidak
berbeda dengan ilmuan yang lain, dalam ilmu logika , pikiran berfungsi melalui
bahasa dan didalam bahasa . Bahkan dalam
banyak kejadian, dapat dihayati kebenarannya
ungkapan “ Ada ( sein) yang dapat dipahami adalah bahsa ( gadamer)”.
Hanya dengan dibahasakan atau terbahasakan suatu dapat diungkapkan dan dimengerti. Bahasa
adalah keterbukaan manusia terhadap
realitas . Lebih jauh lagi , bahasa dan pikiran adalah tempat terjadinya
realitas.
Bahasa
sampai saat ini masih merupakan
suatu evolusi yang menjadi misteri. Bahasalah yang membuat seorang Charles Darwin kehilangan salah satu
mata rantai ( missing link ) dalam
teorinya. Hal ini karena, bahasa menunjukkan kesadaran dari manusia
yang mengucapkan dam
memikirkannya, berbeda dengan
bahasa binatang yang lebih jauh dari tujuan
untuk memahami bagaimana manusia berbicara
dan saling mengerti.
Pada
awalnya bahasa ini dipelopori oleh linguistic dengan ilmu deskriptif .
Linguistik telah memberikan dasar-dasar pijakan yang kuat bagi mereka yang ingin mempelajari
bahasa jauh lagi. Dasar-dasar tersebut
adalah
1.
Bahasa sebagai langue –
parole dan tautan sintagmatik –
paradigmatic
Langue adalah totalitas dari
kumpulan semua fakta kebahasaan yang dimiliki oleh seseorang. Langue itu abstrak, ada didalam pikiran, dan
mempunyai kadar sosial yang tinggi.
Sehingga langue inilah yang mendasari
parole ( tindak kebahasaan ) seseorang dalam suatu masyarakat.
Aturan
rangkaian symbol-simbol atau kata dan kalimat disebut dengan tautan sintagmatik,
sehingga memiliki arti. Sedangkan tautan
paradigmatic akan memberikan pedoman mengenai symbol-simbol lain yang bisa dirangkaikan ke dalam
sintagnatik.
2.
Hakikat bahasa
Seperti
telah dijelaskan banyak ilmu yang dengan sukarela menghampiri bahsa sekaligus memperkaya
pemahaman mengenai bahsa itu sendiri,
Namun dari sekian banyak sumbangan yang diberikan , dapat ditangkap
kesatuan nafas yang sama mengenai bahasa, yang kemudian disebut sebagai sifat-sifat bahasa.
Sifat hakikat bahasa tersebut adalah :
1.
Bahasa itu sistematik atau mempunyai aturan atau pola.
2.
Bahasa itu manasuka ( arbitrer), karena
seringkali tidak ada hubungan logis
antara kata dengan symbol yang diwakilinya.
3.
Bahasa itu ucapan / vocal
atau ujaran ( selalu ditanyakan, walau dalam hati sekalipun ).
4.
Bahasa itu symbol yang
kompleks.
5.
Bahasa itu mengacu pada dirinya,
mampu menjelaskan aturan –
aturan untuk mempergunakan dirinya.
6.
Bahasa itu manusiawi, hasil dari akal budi manusia.
7.
Bahasa itu komunikasi,
karena bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi. Selain itu,
dengan bahasalah kita mencaci, memuji, berbohong, mengagungkan Tuhan, dan
lain-lain. ( Engkus kuswarno, Etnografi Komunikasi pengantar dan contoh
penelitiannya , Padjajaran : Widya padjajaran, 2011 : 3 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar