Jumat, 03 Januari 2014

Bahasa



Bahasa
                Bahasa sudah sejak lama menjadi  perhatian para ilmuan, tetapi saat ini, belum ada teori mengenai bahasa  yang baku. Para ilmuan tidak mudah untuk mencapai kesepakatan tunggal mengenai konsep – konsep dalam bahasa, dan mengapa bahsa bisa begitu banyak  macamnya didunia? Sedemikian banyak dan lamanya penelitian mengenai bahasa, sehingga dapat ditemui beragam definisi dari bahsa , bergantung kepada latar belakang ilmuwan yang merumuskan.
                 Definisi bahasa yang digunakan oleh para ahli antropologi adalah “ Sandi konseptual  sistem  pengetahuan, yang memberikan kesanggupan kepada penutur penuturnya  guna  menghasilkan dan memahami ujaran. Sedangkan menurut  ilmu linguistic, sebgai ibunya bahasa, definisi bahsa adalah “ a system of communication by symbols, i.e., trough the organs of speech and hearing, among human be ings of certain group or community, using vocal symbols processing arbitrary conventional meanings.
                Adapun definisi bahasa,  para ahli telah sepakat mengenai suatu hal, bahwa  bahsalah yang membuat  perbedaan antara  manusia dengan binatang. Bahasa  merupakan refleksi dari kemampuan tertinggi akal bidi manusia yang tidak dimiliki binatang.
                Ciri pokok yang membedakan manusia dari spesies yang lebih rendah adalah kemampuan untuk melakukan simbolisasi dan bicara. Hal ini sejalan dengan pemikiran filsafat yang diwakilil oleh Susanne Langer, filosofis ini mengatakan bahwa setiap makhluk hidup didomunasi oleh instink. Pada manusia, instink ini dilengkapi dengan instink untuk memiliki konsep dan symbol  terutama bahasa.
                Littlejohn menyebutkan bahwa pada hakikatnya bahsa merupakan symbol yang kompleks. Disebut  sebagai symbol yang kompleks karena terbentuk dari proses  pengkombinasian dan  pengorganisasian symbol- symbol, hingga memiliki arti khusus yang berbeda  jika symbol berdiri sendiri . Bahasa menghubungkan symbol-simbol ke dalam proporsi, jadi merupakan refleksi . Sehingga melalui bahasalah, manusia memahami realitas, berkomunikasi , berpikir dan merasakan.
                Tidak berbeda dengan ilmuan yang lain, dalam ilmu logika , pikiran berfungsi melalui bahasa  dan didalam bahasa . Bahkan dalam banyak kejadian, dapat dihayati kebenarannya  ungkapan “ Ada ( sein) yang dapat dipahami adalah bahsa ( gadamer)”. Hanya dengan dibahasakan atau terbahasakan suatu  dapat diungkapkan dan dimengerti. Bahasa adalah keterbukaan  manusia terhadap realitas . Lebih jauh lagi , bahasa dan pikiran adalah tempat terjadinya realitas.
                Bahasa sampai saat ini  masih  merupakan  suatu evolusi yang menjadi misteri. Bahasalah yang membuat  seorang Charles Darwin kehilangan salah satu mata rantai ( missing link )  dalam teorinya. Hal ini karena, bahasa menunjukkan kesadaran  dari manusia  yang mengucapkan  dam memikirkannya, berbeda  dengan bahasa  binatang yang lebih jauh dari tujuan untuk memahami bagaimana manusia berbicara  dan saling mengerti.
                Pada awalnya bahasa ini dipelopori oleh linguistic dengan ilmu deskriptif .
Linguistik telah memberikan dasar-dasar pijakan  yang kuat bagi mereka yang ingin mempelajari bahasa jauh lagi. Dasar-dasar  tersebut adalah
1.       Bahasa sebagai langue – parole  dan tautan sintagmatik – paradigmatic
Langue adalah totalitas dari kumpulan  semua fakta kebahasaan  yang dimiliki oleh seseorang. Langue  itu abstrak, ada didalam pikiran, dan mempunyai kadar sosial  yang tinggi. Sehingga langue inilah yang mendasari  parole ( tindak kebahasaan ) seseorang dalam suatu masyarakat.
                Aturan rangkaian symbol-simbol atau kata dan kalimat disebut dengan tautan sintagmatik, sehingga  memiliki arti. Sedangkan tautan paradigmatic akan memberikan pedoman mengenai symbol-simbol  lain yang bisa dirangkaikan ke dalam sintagnatik.
2.       Hakikat bahasa
                Seperti telah dijelaskan banyak ilmu yang dengan sukarela  menghampiri bahsa sekaligus  memperkaya  pemahaman mengenai bahsa itu sendiri,  Namun dari sekian banyak sumbangan yang diberikan , dapat ditangkap kesatuan nafas  yang sama  mengenai bahasa, yang kemudian  disebut sebagai sifat-sifat bahasa.
Sifat hakikat bahasa  tersebut adalah :
1.       Bahasa  itu sistematik atau mempunyai aturan  atau pola.
2.        Bahasa itu manasuka ( arbitrer), karena seringkali tidak  ada hubungan  logis  antara kata dengan symbol yang diwakilinya.
3.       Bahasa itu ucapan / vocal atau ujaran ( selalu ditanyakan, walau dalam hati sekalipun ).
4.       Bahasa itu symbol yang kompleks.
5.       Bahasa itu mengacu  pada dirinya,  mampu menjelaskan  aturan – aturan  untuk mempergunakan dirinya.
6.       Bahasa  itu manusiawi, hasil dari akal budi manusia.
7.       Bahasa itu komunikasi, karena bahasa  merupakan  alat komunikasi dan interaksi. Selain itu, dengan bahasalah kita mencaci, memuji, berbohong, mengagungkan Tuhan, dan lain-lain. ( Engkus kuswarno, Etnografi Komunikasi pengantar dan contoh penelitiannya , Padjajaran : Widya padjajaran, 2011 :  3 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar