Citra
Public
Relations menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung,
presentasi, publikasi dan seterusnya tetapi terletak pada :
1.
Bagaimana
organisasi bisa mencerminkan yang dipercayai memiliki kekuatan, mengadakan
perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol,
dievaluasi.
2.
Dapat dikatakan
bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks.
Pada
saat ini banyak perusahaan atau organisasi memberikan perhatian terhadap
pembangunan suatu citra yang positif atau baik dimana menguntungkan bagi suatu perusahaan atau
organisasi tersebut tidak hanya melepaskan diri dari terbentuknya suatu kesan
publik negatif atau buruk. Citra perusahaan adalah komoditas yang rapuh atau
mudah pecah namun kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan
yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka
panjang. Citra menurut Katz yang dikutip oleh Soemirat dan
Ardianto dalam buku Dasar-Dasar Public Relations adalah cara bagaimana
pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau suatu
aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra
sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari
pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, staf perusahaan, pesaing,
distributor, pemasok, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang
mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Soemirat 2002:113). Citra menurut
Frank Jefkins yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto dalam bukunya Dasar-Dasar
Public Relations mengungkapkan bawa
citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian
seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Lima jenis citra (image) yang
dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam buku Public Relations , yakni:
1.
Citra bayangan (mirror
image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi
biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
2.
Citra yang berlaku (current
image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar
mengenai suatu organisasi.
3.
Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen.
4.
Citra perusahaan (corporate
image). Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan
sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
5.
Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai
(individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi
dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau
perusahaan tersebut secara keseluruhan. (Jefkins, 2003:20)
Efek kognitif dari komunikasi
sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.
Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi
cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang
lingkungan. Efektivitas Public Relations di dalam pembentukan citra (nyata,
cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat
dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara
individual maupun tim yang dipengaruhi oleh Public Relations praktek
berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan)
dan manajemen waktu atau perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal
dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup
penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan
dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang
mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak
pengguna, respons dan mentalitas pengguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar